Kamis, 05 Oktober 2017

"Mengobok-obok" Teknologi, Mencetak Para Ahli di Rumah Belajar

Bangkitkan semangat belajar
Keputusan menghapuskan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi (KKPI) dalam kurikulum 2013 rasanya seperti menciptakan sebuah kekosongan besar dalam sistem pendidikan Indonesia. Keputusan tersebut seolah memukul mundur kemajuan bagi para pemuda Indonesia. Terlebih keputusan itu keluar jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di akhir 2015, yang secara otomatis mendorong Indonesia bersaing dengan tenaga asing profesional dari berbagai negara. Jika generasi muda "gagap teknologi", dikhawatirkan mereka hanya akan menjadi konsumen yang duduk berpangku tangan.
Sebuah fakta saat ini, bahwa para pemuda Indonesia haus akan pendidikan yang didukung teknologi, seperti yang terlihat pada Irvan, Hasratnya besar untuk menggali kemampuannya dalam bidang teknologi. Ia mengaku, cita-citanya ingin meningkatkan infrastruktur internet Indonesia.

Advertisment
Zaman sekarang, tak dapat dimungkiri, banyak orang tua khawatir dengan pergaulan anak-anak remajanya saat ini. Jika pemuda usia produktif dibiarkan menganggur, kemungkinan besar kreativitas mereka akan terbawa ke arah negatif. Diperlukan wadah untuk membangun potensi dan memberdayakan kemampuan mereka.
RBS Banjarmasin seakan membuka kesempatan bagi siswa daerah mencicipi lebih jauh beragam teknologi yang beredar. Kurikulum RBS diintegrasikan dalam kegiatan ekstrakulikuler SMK YPT, memadukan antara pendidikan formal dan non-formal.
Selain itu, melalui program bina lingkungan, RBS juga mengajak warga sekitar untuk bergabung dengan gratis. Selama sembilan bulan ke depan mereka yang ikut serta akan mendapat pendidikan elektronik dan softskill untuk menjadi tenaga kerja siap pakai serta wirausahawan.
"Kami menerima kehadiran Rumah Belajar Samsung dengan terbuka karena selaras dengan kurikulum yang kami terapkan. Sejauh ini, warga sekitar sangat antusias mendaftar. Mereka bersama siswa kami bisa ikut belajar bersama di sore hari setelah jam pelajaran usai," kata Kepala Sekolah SMK YPT, Siti Masitah.
Hari itu pun seolah menjadi awal baru yang disambut baik oleh seluruh pihak. Ke depannya diharapkan program ini dapat mendidik pemuda untuk lebih berguna bagi Indonesia. Melalui pendidikan elektronik, diharapkan mereka nantinya dapat membangun usaha-usaha yang tidak hanya menghidupi keluarganya, tetapi juga perekonomian sekitar.